"Indonesia siap untuk sebuah majalah bisnis kelas dunia dan independen, dan Forbes adalah merek sempurna untuk publikasi tersebut."
Stephanie adalah pemilik mayoritas perusahaan media PT Wahana Mediatama, mitra lisensi Forbes di Indonesia. Forbes dan Wahana Mediatama setuju Maret ini untuk memulai Forbes di Indonesia.
Stephanie adalah salah satu penerbit majalah paling sukses di Indonesia, dengan track record yang kuat untuk mencapai pembaca demografis tertinggi di negara ini. Dia memelopori gaya hidup high-end segmen majalah di negara dengan peluncuran Indonesia Tatler pada tahun 2000, dan satu dekade kemudian, Indonesia Tatler tetap publikasi terkemuka di bidangnya.
Dia juga mendirikan, co-memiliki dan menjalankan Image Communications, penerbit majalah pertama kebiasaan di negara, yang menerbitkan majalah untuk klien high-end seperti Mercedes-Benz.
Pada tahun 2005, Stephanie diangkat menjadi finalis dalam Pengusaha Ernst & Young dari kontes Tahun untuk Indonesia. Dia memiliki BA dari Menlo College Di California dan MBA dari Golden Gate University, juga di California.
Doebele telah bekerja di Forbes sejak tahun 1994 dan merupakan salah satu editor Forbes paling berpengalaman di Asia. Untuk Forbes, ia telah menulis cerita mencakup banyak di Asia dan dilaporkan dari selusin negara di wilayah ini, termasuk beberapa tugas di Indonesia.
Di antara posisi ia telah diadakan di Forbes adalah Senior Editor, Direktur Proyek Khusus, dan Asia Rich Daftar Proyek Editor. Sebelum pindah ke Jakarta, ia berbasis di Singapura, di mana ia mendirikan biro Singapura, dan berhasil mencatat Asia Rich Daftar untuk wilayah tersebut, termasuk Indonesia.
Dia juga memainkan peran penting untuk membentuk Forbes India, dan bekerja erat dengan mitra Forbes di Cina, Jepang dan Korea.
Ia memiliki BA dari Harvard dan MS dalam Jurnalisme dari Columbia University. Dia adalah mantan Wakil Presiden Asosiasi Koresponden Asing Singapura, dan anggota Dewan Hubungan Luar Negeri.
Garuda: Diselesaikan untuk Takeoff
Dengan Ardian Wibisono & JUSTIN DOEBELE | 16 Maret 2011 | 01:00
Revolusi Ritel
16 Maret 2011 | 01:00 Dalam bagian khusus, Forbes Indonesia profil revolusi ritel menyapu negara. Pada saat masyarakat konsumen modern kelas menengah sedang berkembang pesat, pengecer berada di sweet spot ini banyak tren dan membuat uang di sepanjang jalan. Paket cerita berfokus pada spektrum perusahaan, seperti produsen barang konsumsi sebagai Nestle dan Mandom, untuk pengecer seperti Ramayana dan 7-Eleven, dan lain-lain seperti Mitra 10, Alfamart dan Matahari Hypermart.
16 Maret 2011 | 01:00 Dalam bagian khusus, Forbes Indonesia profil revolusi ritel menyapu negara. Pada saat masyarakat konsumen modern kelas menengah sedang berkembang pesat, pengecer berada di sweet spot ini banyak tren dan membuat uang di sepanjang jalan. Paket cerita berfokus pada spektrum perusahaan, seperti produsen barang konsumsi sebagai Nestle dan Mandom, untuk pengecer seperti Ramayana dan 7-Eleven, dan lain-lain seperti Mitra 10, Alfamart dan Matahari Hypermart.
Jusuf Wanandi Suara Alarm
Dengan Dadan WIJAKSANA | Maret, 16 2011 | 01:10 WIB Pada 74, Jusuf Wanandi tidak melambat. Sekarang Senior Fellow di Pusat untuk Strategis dan Studi Internasional, Jusuf memberikan penilaian jujur tentang kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia meletakkan tantangan ekonomi dan politik, ia mengatakan presiden sejauh ini gagal untuk alamat. "Kami berada pada saat yang kritis, di dalam negeri karena kurangnya kepemimpinan dan eksternal karena ketidakpastian berkepanjangan dalam ekonomi global," katanya dalam sebuah wawancara.
Dengan Dadan WIJAKSANA | Maret, 16 2011 | 01:10 WIB Pada 74, Jusuf Wanandi tidak melambat. Sekarang Senior Fellow di Pusat untuk Strategis dan Studi Internasional, Jusuf memberikan penilaian jujur tentang kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia meletakkan tantangan ekonomi dan politik, ia mengatakan presiden sejauh ini gagal untuk alamat. "Kami berada pada saat yang kritis, di dalam negeri karena kurangnya kepemimpinan dan eksternal karena ketidakpastian berkepanjangan dalam ekonomi global," katanya dalam sebuah wawancara.
Rajawali Spreads Its Wings
Dengan Ardian Wibisono | 16 Maret 2011 | 01:10 WIB Yayasan Rajawali sedang mencoba untuk mempercepat proses belajar mereka di sektor publik dengan belanja besar untuk mengembangkan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan daya saing negara. "Kami ingin membangun pola pikir mereka tentang apa bisnis pemerintah, apa kebijakan publik yang bekerja untuk rakyat dan bukan hanya bekerja untuk diri mereka sendiri dan partai mereka," kata Direktur Yayasan Rajawali Fritz Simanjuntak.
Dengan Ardian Wibisono | 16 Maret 2011 | 01:10 WIB Yayasan Rajawali sedang mencoba untuk mempercepat proses belajar mereka di sektor publik dengan belanja besar untuk mengembangkan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan daya saing negara. "Kami ingin membangun pola pikir mereka tentang apa bisnis pemerintah, apa kebijakan publik yang bekerja untuk rakyat dan bukan hanya bekerja untuk diri mereka sendiri dan partai mereka," kata Direktur Yayasan Rajawali Fritz Simanjuntak.
Raksasa dalam Pembuatan
Dengan Ardian Wibisono | 16 Maret 2011 | 01:20 Jepang miliarder Rakuten Hiroshi Mikitani dan media Indonesia mogul Global Mediacom Hary Tanoesoedibjo itu telah bergabung tangan untuk memasuki berkembang pesat industri e-commerce Indonesia. Pasangan adalah taruhan kombinasi dari kekuatan pemasaran yang kuat Global Mediacom, dengan perusahaan media yang luas jangkauan, dan Rakuten, dengan 14 tahun di bidang online, akan kekuasaan mereka joint venture-Rakuten Belanja Online-ke situs belanja online terbesar di negeri ini .
Dengan Ardian Wibisono | 16 Maret 2011 | 01:20 Jepang miliarder Rakuten Hiroshi Mikitani dan media Indonesia mogul Global Mediacom Hary Tanoesoedibjo itu telah bergabung tangan untuk memasuki berkembang pesat industri e-commerce Indonesia. Pasangan adalah taruhan kombinasi dari kekuatan pemasaran yang kuat Global Mediacom, dengan perusahaan media yang luas jangkauan, dan Rakuten, dengan 14 tahun di bidang online, akan kekuasaan mereka joint venture-Rakuten Belanja Online-ke situs belanja online terbesar di negeri ini .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar